Senin, 05 Oktober 2009

Materi Kuliah Pancasila

(opini) Berkenaan dengan HUT ke 60 RRC tanggal 1 Oktober 2009, Cina yang mengalami kemajuan dengan pesat, setelah sama-sama hancur oleh perang dunia II, dan sama-sama sebagai korban penjajahan negara-negara barat dan Jepang, sudah sepatutnya Indonesia belajar dari Negeri Cina, dalam hal kemajuan negaranya, bukan ideologi politiknya yang kita pelajari, sebab Indonesia sudah final dalam ideologi politik yaitu Pancasila. Tanggal 1 Oktober juga kita peringati sebagai Hari Kesaktian Pancasila yang bersamaan dengan HUT RRC, akankah ini menjadi inspirasi bagi kita ( Indonesia ) untuk mewujudkan Kebangkitan Nasional II.

Yang saya maksud disini adalah bagaimana RRC bisa mengalami kemajuan pesat dibidang ekonomi, industri, dan pengaruh politik global, serta diplomasi luar negerinya, bahkan bisa membayangi kekuatan dominasi AS didunia, hal apa saja yang telah diperbuat oleh RRC dalam menggapai cita-citanya sebagai negara yang maju dan disegani dunia, RRC saat ini menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor tiga setelah AS dan Jepang.

Hal inilah yang sangat perlu di pelajari oleh Indonesia, tidak ada salahnya kita meniru RRC dalam hal memajukan dan meningkatkan harkat dan martabat bangsa, RRC mengadopsi ekonomi kapitalis namun tetap menjaga prinsip-prinsip dasar yang dianut dan berlaku di RRC. Begitu juga Indonesia, bagaimana caranya untuk mengapdopsi ilmu dari luar negeri untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa, namun tetap dalam bingkai NKRI,yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sebaiknya Indonesia mengirimkan para cendekianya atau mahasiswa S1 atau S2 belajar dengan sistem beasiswa ke RRC untuk mempelajari bagaimana RRC bisa diperhitungkan oleh dunia, dalam kurun waktu yang sama dengan Indonesia setelah Perang Dunia II, semoga keberhasilan dan kemajuan RRC dapat menjadi inspirasi dan acuan bagi kita ( Indonesia ), dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa, sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad SAW bahwa “ Belajarlah sampai ke negeri Cina “.
** Taruna Larrico, SH, MM (Dosen Pancasila UPI-YAI) **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar